Manajemen Integrasi Proyek, Manajemen Ruang Lingkup, Manajemen Waktu
Manajemen Integrasi Proyek
Manajemen Integrasi Proyek (Project Integration
Management) adalah kumpulan aktivitas dan proses yang diperlukan untuk
mengidentifikasi, mendefinisi, mengombinasi, menyatukan dan mengoordinasi
berbagai proses dan aktivitas manajemen proyek dalam suatu proses yang
berkesinambungan di dalam group Proses
Manajemen Proyek.
Dalam konteks Manajemen Proyek, integrasi termasuk
dalam hal-hal yang berhubungan dengan kontrol, konsolidasi, komunikasi, dan
tindakan integratif untuk mengontrol eksekusi proyek, cara mengelola
harapan-harapan stakeholder dan kebutuhan proyek.
Manajemen Integrasi Proyek terdiri dari:
- Develop Project
Charter: proses pembuatan dokumen yang secara formal menyatakan bahwa
project berjalan dan memberikan wewenang kepada Project Manager untuk
menjalankan proyek. Dokumen project charter berisi informasi penting yang
mencakup penjelasan ringkas dari sebuah proyek yang akan dijalankan.
- Develop Project
Management Plan: proses mendefinisikan, menyiapkan dan mengoordinasikan,
dan mengintegrasikan rencana proyek ke dalam rencana manajemen proyek
(Project Management Plan).
- Direct and manage
Project Work: proses memimpin (leading) dan menjalankan (performing)
seluruh rencana yang sudah dibuat di dalam project management plan dan
melaksanakan perubahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan proyek.
- Monitor and Control
Project Work: proses pelacakan (tracking), meninjau (reviewing), dan
pelaporan (reporting) kemajuan proyek terhadap kinerja yang ditetapkan
dalam rencana manajemen proyek.
- Perform Integrated
Change Control: proses review semua Change Request, menyetujui Change Request,
dan mengelola Change Request terhadap rencana manajemen proyek.
- Close Project or
Phase: proses finalisasi semua aktivitas proyek untuk mendapatkan formal
acceptance bahwa proyek telah selesai.
Input, Tools &
Techniques, Outputs (ITTO) – Project Integration Management
Develop Project Charter
Project Charter adalah dokumen high-level yang
menjelaskan sebuah proyek yang akan berjalan. Project Charter dibuat di dalam
proses Initiating. Dokumen ini berisi mengenai high-level objectives,
constraints, requirements, scope, risk, dan assumptions. Detail rencana proyek
yang berhubungan dengan Budget/ Money dan Time akan disiapkan setelah Project
Charter secara resmi disetujui oleh Project Sponsor.
Input untuk pembuatan Project Charter adalah
sebagai berikut:
Project Statement of Work
Statement of Work (SOW) adalah narasi deskriptif mengenai produk, jasa dan hasil dalam suatu proyek. Untuk proyek internal, project initiator atau sponsor membuat SOW berdasarkan kebutuhan bisnis, produk ataupun service requirements. Sedangkan untuk proyek eksternal SOW dapat diterima dari Customer sebagai bagian dari dokumen tender, seperti RFP (request for proposal), RFI (request for information) atau bagian dari suatu kontrak proyek. Dokumen SOW mereferensikan beberapa hal sebagai berikut:
Statement of Work (SOW) adalah narasi deskriptif mengenai produk, jasa dan hasil dalam suatu proyek. Untuk proyek internal, project initiator atau sponsor membuat SOW berdasarkan kebutuhan bisnis, produk ataupun service requirements. Sedangkan untuk proyek eksternal SOW dapat diterima dari Customer sebagai bagian dari dokumen tender, seperti RFP (request for proposal), RFI (request for information) atau bagian dari suatu kontrak proyek. Dokumen SOW mereferensikan beberapa hal sebagai berikut:
- Business need.
- Product Scope.
- Strategic Plan.
Business Case
Dokumen ini menjelaskan mengenai kebutuhan bisnis organisasai untuk menjalankan suatu proyek. Business Case digunakan untuk pengambilan keputusan oleh Manager. Dokumen ini juga berisi mengenai hasil analisis yang sudah dikerjakan oleh Business Analyst berdasarkan masukkan oleh berbagai Stakeholder. Dokumen Business Case dibuat sebagai hasil dari analisis berikut ini:
Dokumen ini menjelaskan mengenai kebutuhan bisnis organisasai untuk menjalankan suatu proyek. Business Case digunakan untuk pengambilan keputusan oleh Manager. Dokumen ini juga berisi mengenai hasil analisis yang sudah dikerjakan oleh Business Analyst berdasarkan masukkan oleh berbagai Stakeholder. Dokumen Business Case dibuat sebagai hasil dari analisis berikut ini:
- Market demand.
- Organizational need.
- Customer request.
- Technological advance.
- Legal requirement.
- Ecological impact.
- Social need.
Develop Project Management Plan
Project Management Plan mendefinisikan bagaimana
project akan berjalan, dimonitor dan dikontrol, dan diselesaikan. Dokumen
Project Management Plan merupakan dasar dari sebuah proses perencanaan.
Adapun isi dari Project Management Plan adalah
sebagai berikut:
- Change management
plan.
- Communications
management plan.
- Configuration
management plan.
- Cost baseline.
- Cost management plan.
- Human resource
management plan.
- Process improvement
plan.
- Procurement management
plan.
- Scope baseline
(project scope statement, WBS, WBS dictionary).
- Quality management
plan.
- Requirements
management plan.
- Risk management plan.
- Schedule baseline.
- Schedule management
plan.
- Scope management plan.
- Stakeholder management
plan.
Direct and Manage Project Work
Direct and Manage Project Work adalah proses
menjalankan seluruh aktivitas yang telah didefinisikan di dalam Project
Management Plan dan mengimplementasikan perubahan (changes) untuk mencapai
tujuan proyek.
Adapun aktivitas yang dilakukan di dalam Direct and
Manage Project Work adalah sebagai berikut:
- Melakukan aktivitas
untuk mencapai tujuan proyek.
- Membuat project
deliverables.
- Menyiapkan, melatih
dan mengelola team members.
- Mendapatkan, mengelola
dan menggunakan sumber daya termasuk material, alat, peralatan dan
fasilitas.
- Mengimplementasikan
standar dan metode perencanaan.
- Menyiapkan dan
mengelola hubungan komunikasi baik di dalam maupun di luar tim proyek.
- Melakukan analisis
terhadap cost, schedule dan quality.
- Mengimplementasikan
change request yang sudah mendapatkan persetujuan dari Change Control
Board (CCB).
- Mengelola risiko.
- Mengelola seller dan
supplier.
- Mengelola Stakeholder.
- Mengumpulkan dokumen
lesson learned.
Monitor and Control Project Work
Monitor and Control Project Work adalah proses
tracking, review dan reporting dari proyek berjalan terhadap rencana-rencana
yang sudah didefinisikan di dalam project management plan. Salah satu
keuntungan dari proses ini adalah Stakeholder dapat melihat dan memahami status
dari proyek yang sedang berjalan, serta langkah-langkah yang bisa diambil
terhadap budget, schedule dan scope.
Project Manager menjalankan proses monitoring di
seluruh proses proyek. Monitoring memberikan gambaran mengenai status dan
kinerja dari suatu proyek di berbagai area. Sedangkan kontrol memberikan
langkah-langkah yang perlu diambil terhadap kinerja proyek, bisa berupa
Corrective ataupun Preventive.
Proses Monitor and Control Project Work berfokus
terhadap beberapa hal berikut ini:
- Membandingkan kinerja
proyek saat ini dengan project management plan.
- Melakukan assesment
terhadap kinerja proyek untuk mengambil langkah-langkah yang perlu
diambil, apakah corrective atau preventive.
- Mengidentifikasi
risiko yang akan terjadi, melakukan tracking dan memastikan bahwa risiko
dapat diidentifikasi, dan mengambil langkah yang tepat terhadap risiko
yang ada.
- Melakukan pengawasan
terhadap perubahan yang terjadi.
- Menyediakan pelaporan
terhadap status proyek berjalan kepada stakeholder.
Perform Integrated Change Control
Perform Integrated Change Control adalah proses
review dari seluruh Change Request, melakukan persetujuan/ penolakan Change
Request, mengelola dan mengimplementasikan Change Request.
Setiap perubahan yang datang dari berbagai
Stakeholder baik secara verbal ataupun tertulis perlu didokumentasikan dengan
baik. Kemudian perubahan tersebut akan dimasukkan ke dalam Change Management/
Configuration System.
Setiap dokumen Change Request yang masuk
membutuhkan persetujuan atau penolakan. Biasanya oleh project sponsor atau
project manager. Orang yang bertanggung jawab untuk melakukan persetujuan atau
penolakan didefinisikan di dalam project management plan. Jika dibutuhkan,
proses Integrated Change Control bisa melibatkan Change Control Board (CCB),
dimana suatu group yang memiliki wewenang untuk melakuan review, approve atau
reject dari Change Request. Customer atau Sponsor mungkin saja dibutuhkan
setelah persetujuan dari CCB, kecuali Customer dan Sponsor bagian dari CCB.
Close Project or Phase
Close Project or Phase adalah proses finalisasi
semua aktivitas yang berhubungan dengan Project Management Process. Hasil dari
proses ini adalah dokumen lesson learned, formal acceptance dari suatu proyek,
dan melakukan release resources.
Dalam melakukan closing suatu proyek, Project
Manager melakukan review terhadap semua informasi di fase-fase sebelumnya dan
memastikan bahwa semua aktivitas project sudah lengkap dan mencapai tujuan
proyek. Untuk dapat mengakhiri suatu proyek dengan baik, Project Manager harus
berkomunikasi dengan seluruh Stakeholder.
Beberapa dokumen yang dihasilkan dari proses ini
adalah:
- Project files: scope,
cost, schedule, project calendars, risk registers, change management
documentation, planned risk response actions, and risk impact.
- Project or phase
closure documents: formal dokumen yang menyatakan bahwa semua aktivitas
telah selesai.
- Historical
information: informasi yang berhubungan dengan lesson learned. Informasi
ini bisa berupa issue dan risk yang terjadi selama proyek berlangsung dan
bagaimana cara penanganannya.
Project Integration
Management Process
Manajemen Ruang Lingkup
MANAJEMEN RUANG LINGKUP
Ruang lingkup (Scope) meliputi semua pekerjaan yang terkait pada proses
untuk menyelesaikan tujuan proyek atau untuk menghasilkan produk proyek.
Manajemen scope proyek meliputi proses mendefinisikan dan mengendalikan
pekerjaan-pekerjaan apa saja yang termasuk dalam proyek dan pekerjaan-pekerjaan
apa saja yang tidak termasuk dalam proyek. Untuk kepentingan ini, tim proyek
dan stakeholder proyek harus mempunyai pandangan dan pengertian yang sama
tentang apa yang akan dihasilkan dari proyek dan bagaimana proses mencapainya.
Dalam hubungannya dengan siklus hidup proyek, manajemen scope proyek
biasanya diterapkan pada tahapan : Initiating, Planning, dan Controlling.
4.1. Inisisasi Ruang Lingkup
Project Definition (Pendefinisian proyek): Mendefinisikan sasaran,
tujuan dan faktor-faktor kesuksesan dari proyek yang merupakan komitmen dari
pihak-pihak yang berkepentingan. Definisi proyek meliputi :
Nama proyek. Setiap proyek harus memiliki nama yang unik agar dapat
dibedakan dengan proyek lain dan menghindari kebingungan antara proyek-proyek
yang berhubungan.
Diskripsi proyek secara jelas dan keperluan yang ingin dicapai. Tujuan
dari proyek harus didiskripsikan secara jelas secara tertulis dengan memasukkan
estimasi waktu dan biaya agar tidak hanya berupa jargon.
Stakeholder. Stakeholder adalah individu atau sekumpulan orang atau unit
organisasi yang secara aktif terlibat di dalam penyelenggaraan sebuah proyek
dan kepentingan mereka secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
pengelolaan sebuah proyek (chan K.C. et al 2004). Yang termasuk sebagai stakeholder
dari sebuah proyek adalah :
- Pimpinan proyek
- User atau pemakai (individu atau organisasi) proyek teknologi
informasi yang akan dibangun.
- Sponsor, yaitu individu atau sekelompok orang atau organisasi yang
membiayai proyek dan bertanggung jawab terhadap pengalokasian sejumlah
sumber daya yang dibutuhkan proyek.
- Tenaga ahli yang terlibat proyek (analis sistem, programmer,
konsultan proyek ), dan sebagainya sesuai dengan bidang keahlian atau
spesialisasinya.
Proyek harus memperhatikan dan berusaha memenuhi keinginan dari
stakeholder. Manajer proyek dan tim harus mengetahui betul tujuan yang harus
dicapai serta kinerja yang harus dipenuhi dari sebuah proyek. Memenuhi harapan
para stakeholder merupakan sesuatu yang sangat sulit dan merupakan tantangan
tersendiri bagi manajer proyek, karena masing-masing memiliki keinginan yang
sering berlawanan menyangkut masalah kualitas, waktu, biaya dan ruang lingkup,
misalnya:
- Pihak user (mis, Bagian Akuntansi) menginginkan software yang dapat
memonitor dan mengevaluasi arus uang sampai pada level yang sangat rinci
sehingga memerlukan sistem yang sangat komplek dengan biaya yang besar.
Sementara Direktur Keuangan hanya mampu mengalokasikan dana untuk
membangun sistem yang kecil.
- Presiden Direktur menginginkan sistem informasi dapat dibangun
dalam waktu 2 bulan, sementara sumber daya yang dimiliki hanya mampu
menyelesaikan dalam waktu 4 bulan.
- Bagian perencanaan pemasaran menginginkan sistem yang mampu
memprediksi perilaku pasar atau pelanngan, bagian penjualan menginginkan
sistem yang mengelola transaksi pembelian, dan bagian sumber daya manusia
menginginkan sistem yang mandukung menilai kinerja customer service, dan
lain sebagainya.
Nama manajer proyek dan anggota tim inti. Struktur dan anggota tim
proyek perlu dirancang agar proyek dapat dicapai lebih efektif. Setiap individu
yang terlibat di dalam proyek harus mengetahuai secara pasti peranan, tugas dan
tanggungjawabnya, terutama keterkaitan antara aktivitas yang dilakukan dengan
aktivitas lain yang dikerjakan anggota tim lainnya.
Penyerahan proyek. Gambaran yang jelas dari produk yang akan dihasilkan
proyek. Software, jenis hardware, laporan teknis, materi training adalah contoh
yang perlu diserahkan ke pihak pemberi tanggung jawab.
Diagram Proyek
Output dari proses inisiasi adalah diagram proyek (Project charter).
Diagram proyek berisi :
- Judul proyek
- Tanggal persetujuan dimulainya dan berakhirnya proyek
- Nama manajer proyek dan informasi kontak yang bisa dihubungi
- Statemen ruang lingkup secara jelas
- Ringkasan pendekatan yang dipakai untuk mengelola proyek.
- Matrik personel , jabatan dan tanggungjawab
- Persetujuan Stakeholder utama
- Catatan komentar penting dari stakeholder yang berkaitan dengan
proyek
Contoh diagram proyek:
Judul Proyek : Proyek upgrade teknologi informasi
Proyek dimulai : 4 Maret 2002 Proyek selesai : 4 desember 2002
Manajer Proyek : Risang Aji Prayitno , (024)-7476859,
prayitno@berkibar.com
Tujuan Proyek : Mengupgrade hardware dan software untuk semua bagian
(sekitar 350 unit) dalam waktu 9 bulan berdasarkan standard perusahaan yang
baru. Upgrade akan mempengaruhi komputer server dan jaringan yang ada. Anggaran
yang diperlukan adalah 1 milyard untuk biaya hardware dan software, dan 500
juta biaya tenaga kerja.
Pendekatan :
- Update database inventori teknologi informasi untuk menetapkan
kebutuhan upgrade
- Mengembangkan estimasi biaya proyek secara detail dan melaporkan ke
CIO
- Merencanakan pengadaan hardware dan software
- Menggunakan internal staff sebanyak mungkin untuk merencanakan,
analisis dan instalasi
4.2. Perencanaan ruang lingkup
Perencanaan ruang lingkup adalah proses pengembangan dokumen hasil
inisiasi guna memberikan dasar untuk melakukan penilaian terhadap pelaksanaan
proyek ke depan. Perencanaan ruang lingkup dilakukan dengan langkah – langkah
sebagai berikut:
- Mendiskripsikan pekerjaan utama dari proyek untuk memberi batasan
yang jelas antara pekerjaan mana yang termasuk dan mana yang tidak
termasuk dalam proyek.
- Mendiskripsikan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi untuk
masing-masing pekerjaan dan rencana pengelolaan yang dilakukan untuk
menjamin tercapainya kriteria tersebut.
Output dari tahap perencanaan ruang lingkup ini adalah berupa pernyataan
yang berisi tentang tahap-tahap pekerjaan dengan kriterianya serta rencana
pengelolaan yang dilakukan.
Statemen Ruang Lingkup
Statemen ruang lingkup digunakan untuk mengembangkan dan
mengkonfirmasikan kesepahaman tentang ruang lingkup proyek. Statemen ini berisi
justifikasi proyek, diskripsi yang jelas produk yang dihasilkan, ringkasan
tentang penyerahan proyek dan statemen tentang apa yang menunjukkan
keberhasilan proyek.
- Justifikasi proyek menggambarkan kebutuhan bisnis yang diperoleh
dari proyek. Contoh :Proyek upgrade teknologi informasi digunakan untuk
mendukung aplikasi bisnis berbasis internet yang sedang dikembangkan pada
PT. KARYA MAKMUR.
- Diskripsi produk proyek menjelaskan tentang karakteristik produk
atau jasa yang akan dihasilkan proyek. Contoh untuk proyek upgrage
teknologi informasi adalah: Sebuah aplikasi bisnis yang mampu menangani
pemesanan dan pembelian online dengan internet.
- Ringkasan penyerahan proyek berisi daftar dokumen atau output yang
perlu diserahkan dari aktivitas proyek. Seperti rencana proyek (diagram
proyek), WBS, rincian estimasi biaya, rencana manajemen komunikasi,
laporan kinerja dan sebagainya. Dalam contoh upgrade teknologi informasi
di atas termasuk penyerahan persediaan semua hardware dan software yang
diupdate.
- Rencana manajemen ruang lingkup menggambarkan ketetapan-ketetatan
atau kriteria keberhasilan proyek secara kuantitatif yang digunakan acuan
untuk mencapainya, seperti biaya, jadwal, ukuran kualitas. Contoh proyek
dikatakan sukses jika 90% pekerja yang manggunakan komputer mampu
menggunakan sistem internet yang baru tidak lebih dalam sembilan bulan dan
tidak lebih dari 15 juta rupiah.
Pernyataan ruang lingkup bervariasi tergantung tipe proyek, semakin
komplek sebuah proyek maka semakin panjang pernyataan ruang lingkupnya.
4.3. Work Breakdown Structure (WBS)
Setelah selesai merencanakan ruang lingkup, tahap berikutnya dalam
perencanaan proyek adalah mendefinisikan pekerjaan yang dibutuhkan dalam proyek
dan memecah-mecah menjadi pekerjaan-pekerjaan yang lebih manageable. Pecahan
pekerjaan menjadi pekerjaan yang lebih dapat dikelola disebut dengan definisi
ruang lingkup. Definisi ruang lingkup yang baik sangat penting untuk suksesnnya
sebuah proyek karena membantu meningkatkan akurasi estimasi waktu, biaya dan
sumber daya, memberi acuan ukuran kinerja dan pengendalian proyek, dan
memperjelas dalam pertanggujawaban kerja. Output dari proses definisi ruang
lingkup adalah Work Breakdown Structure(WBS) proyek.
Work Breakdown Structure adalah analisis berorientasi hasil dari
pekerjaan yang tercakup dalam proyek yang disebut dengan total ruang lingkup
proyek. WBS ini merupakan dokumen fundamnetal dalam manajemen proyek karena
menyediakan dasar untuk perencanaan dan mengelola jadawal, biaya dan
perubahan-perubahan yang terjadi.
WBS sering diwujudkan dalam bentuk diagram pohon aktivitas yang
berorientasi tugas dan diorganisasi berdasarkan phase pekerjaan atau produk
proyek. Jika diorganisasi berdasarkan produk disebut juga dengan Product
Breakdown Structure.
Deskripsi dari WBS dapat dituliskan dalam bentuk Tabular berikut :
1.0 Perencanaan konsep
1.1 Evaluasi sistem saat ini
1.2 Mendefinisikan kebutuhan
1.2.1 Mendefinisikan kebutuhan user
1.2.2 Mendefinisikan kebutuhan konten
1.2.3 Mendefinisikan kebutuhan sistem
1.2.4 Mendefinisikan kebutuhan Server
1.3 Mendefinisikan fungsional yang dibutuhkan
1.4 Mendefinisikan resiko dan Pendekatan manajemen resiko
1.5 Mengembangkan rencana proyek
1.6 Penjelasan Tim Proyek
Dapat di breakdown lagi
Desain Web Site
3.0 Mengembangkan Web Site
4.0 Implementasi
5.0 Evaluasi
Sulit atau mudahnya membuat WBS tergantung pada pemahaman dan penguasaan
manajer proyek terhadap proyek yang akan dikerjakan. Secara teknis, pembuatan
WBS ini dapat dilakukan dengan menggunakan tool manajemen proyek seperti MS
Project. Penggunaan tool ini juga sekaligus membantu untuk menyusun perencaan
proyek yang lain, seperti penjadwalan, alokasi sumber daya dan sebagainya.
Berikut contoh WBS yang dibuat dengan MS Project 2000 :
Terdapat beberapa cara pendekatan dalam membuat WBS, antara lain :
- Menggunakan Guidelines ; WBS disusun berdasarkan panduan yang
standar. Dimungkinkan antar organisasi satu dengan lainnya memiliki
standar yang berbeda-beda. Organisasi-organisasi besar biasanya
menyediakan guidelines penyusunan WBS untuk kepentingan proyek-proyek
tertentu.
- Pendekatan Analogi ; WBS disusun berdasarkan WBS pada proyek-proyek
sejenis yang telah ada sebelumnya. Misalnya sebuah perusahaan software
house yang biasa mengerjakan proyek-proyek pengembangan sistem berbasis
komputer, dimungkinkan menggunakan WBS yang pernah digunakan pada
perusahaan A untuk digunakan kembali pada proyek sejenis pada perusahaan B
untuk sistem yang sama. Penggunaan tool-tool manajemen proyek seperti MS
Project 2000 juga memungkinkan bagi manajer proyek untuk menyusun WBS atau
gantt chart sejenis yang standar.
- Pendekatan Top-down ; Menyusun WBS berangkat dari
pekerjaan-pekerjaan besar kemudian di breakdown menjadi satuan-satuan
pekerjaan yang rinci. Contoh proyek pengembangan intranet di atas
menunjukkan pendekatan yang dilakukan secara top-down. Dalam hal ini
manajer proyek harus memahami sepenuhnya lingkup proyek secara
menyeluruh.
- Pendekatan Bottom-up ; Menyusun WBS berangkat dari daftar
pekerjaan-pekerjaan rinci kemudian disatukan menjadi grup-grup atau
kelompok pekerjaan-pekerjaan besar. Pendekatan ini mengacu pada pendekatan
pekerjaan lapangan yang akan dilakukan pada level-level staf.
4.4. Manajemen Scope pada Tahapan Controlling
Pada tahapan Controlling, aktivitas manajemen scope berupa Verifikasi
Scope (Scope Verification) dan Kontrol Perubahan Scope (Scope Change Control).
Melakukan verifikasi atas scope proyek yang sudah dirumuskan dan meminimalkan
perubahan scope merupakan pekerjaan yang tidak mudah pada proyek-proyek IT.
Kenyataannya banyak proyek-proyek IT yang justru disusun secara berjenjang
(merangkak) dari scope kecil meluas dan berkembang menjadi scope yang besar.
Verifikasi scope adalah aktivitas untuk memeriksa apakah scope proyek
sudah sesuai dengan spesifikasi dan tujuan proyek. Cara formal untuk aktifitas
ini adalah dengan melibatkan stakeholder untuk memeriksa scope proyek
menggunakan dokumen-dokumen spesifikasi proyek yang sudah disusun pada inisiasi
proyek. Kontrol perubahan scope adalah aktivitas untuk mengendalikan
perubahan-perubahan atas scope proyek yang sudah disusun, termasuk dalam hal
ini prosedur-prosesdur penanganannya. Faktor-faktor yang biasanya menimbulkan
masalah pada proyek-proyek IT (menurut hasil studi Standish Group CHAOS, 1995)
adalah :
- Faktor
- Rangking
Manajemen Waktu
Pada
umumnya manajemen waktu selalu berkaitan denga npengembangan proses dan alat
untuk meningkatkan efisiesi dan produktivitas pada hal yang di inginkan
terutama di dalam bisnis.
Comments
Post a Comment